BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Abortus adalah
dikeluarkannya kosepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat kurang
dari 100 gr / umur kehamilan kurang dari 28 minggu. Abortus incomplete adalah
pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu dengan
masih ada sisi yang terganjal didalam uterus. (Manuaba, 1990)
Pada kasus abortus umumnya
dan abortus incomplete khususnya memerlukan observasi yang intensiv perawatan
dan pengawasan yang baik, supaya tidak terjadi infeksi dan syok akibat dari
perdarahan. Perdarahan tidak dapat berhenti sebelum hasil konsepsi secara
keseluruhan dikeluarkan yaitu dengan kuretage (Manuaba, 1990)
Kuretage merupakan tindakan
untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi yang belum keluar untuk mencegah
terjadinya perdarahan berkelanjutan dan komplikasi lain seperti (infeksi,
kanker, dll) yang dapat membahayakan nyawa ibu. (Sarwono, 2002)
Dari dasar inilah penulis
tertarik untuk menulis asuhan kebidanan pada Ny. “M” GIV P3003
Abooo dengan abortus incomplete.
1.2 Tujuan
a. Tujuan
Umum
Setelah melaksanakan pada klien abortus
incomplete diharapkan mahasiswa mampu dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu dengan abortus incomplete
b. Tujuan
khusus
-
Mahasiswa dapat mengumpulkan data sampai analisa
data
-
Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan
masalah
-
Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah
potensial
-
Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan
segera
-
Mahasiswa dapat melakukan intervensi
-
Mahasiswa dapat melakukan implementasi
-
Mahasiswa dapat melakukan evaluasi
1.3 Metode
Penulisan
1. Anamnese
Tanya jawab secara langsung pada klien
tentang hal-hal yang berhubungan dengan kasus yang dialami untuk memperoleh
data langsung dari sumber data
2. Observasi
Melakukan pemeriksaan pada klein yaitu
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya
3. Studi
documenter
Memperoleh data
dari kartu kontrol ibu
4. Studi
Pustaka
Membaca berbagai buku sumber yang ada untuk
menambah pengetahuan dan landasan teori sebagai pertimbangan dalam menentukan
diagnosa
1.4 Sistematika
Penulisan
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Tujuan
Penulisan
1.3 Metode
Penulisan
1.4 Sistematika
Penulisan
BAB
II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep
Dasar Abortus
2.1.1
Definisi
2.1.2
Penyebab Abortus
2.1.3
Pathofisiologi
2.1.4
Jenis-jenis Abortus
2.1.5
Komplikasi Abortus
2.1.6
Pemeriksaan Penunjang
2.1.7
Penanganan
2.2 Konsep
Dasar Abortus Incomplete
2.2.1
Definisi
2.2.2
Etiologi
2.2.3
Pathofisiologi
2.2.4
Gejala dan klinis
2.2.5
Pada Pemeriksaan dijumpai gambaran
2.2.6
Penanganan
2.3 Konsep
Manajemen Kebidanan
BAB
III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Data
3.2 Identfikasi
diagnosa dan masalah
3.3 Identifikasi
diagnosa dan masalah potensial
3.4 Identifikasi
kebutuhan segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Dasar Abortus
2.1.1
Definisi
·
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
dengan cara apapun sebelum janin cukup pertumbuhannya untuk hidup.
(Mochtar
Rustam,1998)
·
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum
janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
(Sarwono, 1999)
·
Abortus adalah dikeluarkan hasil konsepsi
sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 28
minggu
(Manuaba, 1998)
2.1.2
Penyebab Abortus (Sarwono, 1998)
Penyebab keguguran sebagian besar tidak
diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1.
Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
·
Pertumbuhan zygote yang abnormal dari fetus
sering menyebabkan abortus spontan. Hal penelitian dari 1000 abortus 40 %
disebabkan karena ovum yang patologis atau menghilang dan yang 50-60 % abortus
spontan terjadi adanya kelainan kromosome pada konsepsinya
·
Faktor lingkungan, endometrim kurang
-
Endometrium yang belum siap untuk menerima
implantasi hasil konsepsi
-
Gizi ibu yang kurang sehingga ibu anemia
·
Pengaruh dari luar
-
Hasil konsepsi terpengaruh dari obat radiasi
menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu
2.
Faktor plasenta
-
Endartritis pada vili korialis menyebabkan
oksigenasi plasenta terganggu
-
Gangguan perdarahan darah plasenta karena
penyakit hipertensi
3.
Penyakit ibu
-
Penyakit infeksi, pneumonia, typus abdominalis,
malaria, sipilis, toksin, bakteri virus dan plasmodium dapat masuk kejanin
melalui plasenta sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah
abortus
-
Kelainan endokrin : kekurangan sekresi hormone
progresteron dari torpusluteum dan trofottas karena progresteron mempertahankan
desidua sehingga defisiensi relatif secara teoritis mengganggu nutrusi
konseptas dan dengan demikian mengakibatkan kematian
§ Malnutrisi
yang berat merupakan faktor predisposisi meningkatnya kemungkinan abortus
§ Keracunan,
tembaga, nikotin, alkohol
4.
Kelainan genetalia ibu
-
Konginental anomaly (hipoplasia uteri, uterus,
bikarnis)
-
Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksia
uteri
-
Tidak sempurnanya persiapan uterus untuk menanti
bidasi dari pada ovum yang sudah dibuahi seperti endometritis
-
Uterus yang cepat meregang (kehamilan ganda)
-
Serviks inkompetensi
5.
Trauma fisik
Kecelakaan lalu lintas, jatuh, hubungan
seksual, piajt
2.1.3
Pathofisiologi (menurut Sarwono, 1999)
Pada permulaan abortus
terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti oleh nekrosis jaringan
sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 3
minggu hasil itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili karena korialis
belum menembus desidua secara mendalam.
Pada kehamilan antara 8 –
14 minggu vili korialis menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta
tidak dilepaskan sempurna yang tidak dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada
kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban
pecah ialah janin disusul beberapa waktu kemudian plasenta (seperti proses
persalinan). Perdarahan tidak banyak jika plsenta segera terlepas dengan
lengkap.

2.1.4
Jenis-jenis Abortus
a. Abortus
spontan
1. Abortus
Imminent
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan
ancaman terhadap kalangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
2. Abortus
Insipien
Perdarahan ringan hingga sedang pada
kehamilan muda dimana hasil kosepsi masih berada pada kavum uteri
3. Abortus
inkomplet
Perdarahan pada kehamilan muda dimana
sebagian dari hasil konsepsi telah keluar.
4. Abortus
komplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh
hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri
b. Abortus
infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang
disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau taksim ke dalam
sirkulasi dan kavum peritoneum dapat menumlkan septicemia
c. Retensi
janin mati
Perdarahan pada kehamilan muda disertai
dengan retensi hasil kosepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih
d. Abortus
resiko tinggi
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana
pelaksana tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar
yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
2.1.5
Komposisi Abortus (Manuaba, 1998)
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah
perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.
2.1.6
Pemeriksaan penunjang (Manuaba, 1998)
-
Test kehamilan positif bila janin masih hidup
bahkan 2-3 minggu setelah abortus
-
Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan
apakah janin masih hidup
-
Pemeriksaan Hb kadar fibunogen darah pada missed
abortus
2.1.7
Penanganan (Sarwono, 199) dan Kapita
Selekta, 2000)
Penilaian awal
Untuk penanganan
yang memadai segera dilakukan penilaian dari :
-
Keadaan umum pasien
-
Tanda-tanda shock (pusat, berkerigan banyak,
tekanan sistolik < 90 mmHg, pingsan, nadi > 112 x / menit
-
Bila shock disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri perut bawah
adanya cairan bebas dalam kavum pelvis, pikiran kehamilan ektopik terganggu
-
Tanda-tanda infeksi atau sepsis (demam tinggi,
secret berbau pervaginam, nyeri perut, dinding perut tegang, dehidrasi, gelisah
atau pingsan)
-
Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien
dapat ditatalaksanakan pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah
dilakukan stabilisasi)
2.2 Konsep
Dasar Abortus Incomplete
2.2.1
Definisi
o Abortus
incompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
(Sarwono, 2002, hal. 307)
o Abortus
incompletes adalah sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi biasanya
plasenta masih tertinggal didalam uterus.
(Rustam Mochtar, 1998, hlm. 219)
o Abortus
incompletes ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus
sehingga sisanya memberikan gejala klinis
(Manuaba, 1998 : 219)
2.2.2
Etiologi (Sarwono,1998)
Penyebab
abortus incomplete antara lain :
1.
Faktor pertumbuhan hasil kpsepsi dapat
menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi
dikeluarkan
Gangguan pertumbuhan hasil
konspeis dapat terjadi karena :
a.
Faktor kromosom
Gangguan terjadi sejak
semula pertemuan kromosom termasuk kromosom seks
b.
Faktor lingkungan endometrium
·
Endometrium yang belum siap untuk menerima
implantasi hasil konsepsi
·
Gizi ibu berkurang karena anemi atau terlalu
pendek jarak kehamilan
c.
Pengaruh luar
·
Infeksi endometrium, endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi
·
Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi
menyebabkan pertumbuhan konsepsi terganggu
2.
Kelainan pada plasenta
a.
Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab,
sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
b.
Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada
DM
c.
Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah
ke plasenta sehingga terjadi abortus
3.
Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara
langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta
a.
Penyakit infeksi seperti pnemonio, tifus
abdominalis, malaria, sifilis
b.
Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran
O2 menuju sirkulasi uterus plasenta
c.
Penyakit menahun ibu seperti hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes militus
d.
Kelainan yang terdapat dalam rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya
janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri bekas operasi pada
serviks
2.2.3
Patofisiologi (Sarwono, 2002)
Patofisiologi terjadi
abortus melalui dari terlepasnya sebagian / seluruhnya jaringan plasenta. Yang
menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya / sebagian masih
tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit oleh karena itu keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim. Terjadi perdarahan
dan disertai pengeluaran seluruh / sebagian
hasil konsepsi.
·
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya :
-
Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
-
Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai
gumpalan
-
Akibat perdarahan tidak menumbuhkan gangguan
apapun tapi dapat menimbulkan shock, nadi meningkat, tekanan darah menurun dan
anemia
·
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi :
-
Bentuk kehamilan dibawah 14 minggu dimana
plasenta terbentuk sempurna dikeluarkan seluruh / sebagian hasil konsepsi
-
Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6
minggu sehigga terjadi ancaman baru dalam bentuk gangguan pembukaan darah
2.2.4
Gejala klinis yang mungkin dapat terjadi
a. Perdarahan
memanjang sampai terjadi keadaan anemia
b. Perdarahan
mendadak banyak terjadi keadaan anemia
c. Terjadi
infeksi dengan ditandai suhu tinggi
(Manuaba, 1948 : 219)
2.2.5
Pada pemeriksaan dijumpai gambaran :
a. Kanalis
servikalis terbuka
b. Dapat
terbuka jaringan dalam rahim / konalis sevkalis
c. Konalis
servikalis tertutup dan perdarahan berlangsung terus
d. Dengan
pemeriksaan sonde perdarahan bertambah
(Manuaba, 1948 : 219)
2.2.6
Penanganan
a.
Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan
umum pasien dan TTV
b.
Periksa tanda-tanda syok (pucat, bertingkat,
pingsan, nadi > 112 x / menit
c.
Pasang infuse dengan jarumbesar (16,9 / lebih
besar) infuse ringen laktat dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertam)
d.
Jika perdarahan tidak seberapa banyak kehamilan
≤ 16 minggu evaluasi dapat dilakukan / dengan cunum avum untuk mengeuakrna
hasil konsepsi yang keluar melalui serviks jika perdarahan berhenti, berikan
oryemetri 0,2 IM/mesopastat 400 mg peroral
e.
Perdarahan banyak / terus berlangsung dan usia
kehamilan < 16 minggu evakuasi hasil konsepsi dengan :
-
Aspirasi vacuum manual
-
Apabila evakuasi belum dapat dilakukan segera
beri orgemetrin O,2 mg/IM
f.
Jarak kehamilan > 16 minggu
-
Berikan infuse oksotosin 20 unit dalam 500 ml
cairan CV ringer lakukan 40 tetes
g.
Bersihkan untuk tetap memantau kondisi ibu
setelah penanganan
(Syaifudin, 2002: N-13)
2.3 Konsep
management asuhan kebidanan pada Ny. “…….” GIV P3003 dengan
Abortus Incomplete
2.3.1
Pengkajian Data
Tanggal
: ....................... jam : ………………
Tempat
:........................
No.
Reg :........................
Oleh
:........................
a. Data
Subyektif
1. Biodata
Nama
ibu : Nama Ayah : .....................
Umur
: usia resproduksi Umur :......................
Agama
: Agama :......................
Pendidikan
: Pendidikan
:......................
Pekerjaan
: Pekerjaan .......................
Alamat
: Alamat :......................
2. Keluhan
Utama
Apa yang dirasakan
ibu saat petugas melakukan pegkajian
3. Riwayat
kesehatan sekarang
Keadaan klien selama hamil : ANCnya,
keluhan-keluhan yang dirasakan selama hamil
4. Riwayat
penyakit yang lalu
Pasien dengan Riwayat persalinan lalu dengan
abortus yang dapat muncul selama kehamilan
5. Riwayat
Keluarga
Biasanya dalam
keluarga mempunyai penyakit menurun, menahun, dan menular yang dapat
mempengaruhi abortus
6. Riwayat
haid
Menarche
: 12 tahun
Siklus
haid : 28 hari
Lama
haid : 6-7 hari
Banyaknya
: 3-4
softek / hari
Dismenorea
: hari
I
Lochea
: rubra
HPHT : 15 November 2006
TP : 22 Agustus 2007
7. Riwayat
Perkawinan
Nikah
:
Lama
menikah :
Umur
pertama kali nikah :
8. Riwayat
KB
Apakah ibu sudah
pernah mengikuti KB / belum
9. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas ini
·
Kehamilan
Abortus
dapat terjadi pada kehamilan trimester I, II ataukah ke III
10. Pola
kebiasaan sehari-hari
a. Pola
Nutrisi
Mengurangi makan-makanan yang dapat
merangsang ibu mual-mual
b. Pola
eliminasi
Tidak ada
gangguan dalam eliminasi
c. Pola
aktivitas
Aktivitas selama
nifas terganggu karena ibu setelah kuteare ibu merasa pusing
11. Pola
kebiasaan
Apakah ibu pernah
minum jamu/ obat-obatan yang dapat menyebabkan ibu merasa pusing
12. Keadaan
psikososial
-
Psikologi
Ibu merasa cemas
dengan keadaannya saat ini
-
Sosial
Tidak ada
masalah
b. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
K/U
: baik s/d lemah
Kesadaran
: composmentis
TD : 120/90 mmHg
Nadi
: 70 – 90 x/menit
RR : 16 – 20 x / menit
Suhu
: 36-37,30 C
2. Pemeriksaan
fisik
Inspeksi
Muka
: Pucat, ibu nampak cemas
Mata
: konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
Hidung
: tidak
ada pernafasan cuping hidung
Mulut
: tidak pucat, tidak ada stomatitis
Leher
: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
Dada
: tidak ada retraksi dinding dada, putting susu menonjol, areola mamae
Abdomen
: tidak
ada bekas operasi
Genetalia
: terdapat
lochea rubra, sanguinalenta / alba, perdarahan ± 150 cc
Ekstremitas
: tidak terdapat oedema dan varises
Palpasi
Leher
: tidak ada pembesaran vena jugularis dan elenjar tyroid
Dada
: tidak ada nyeri tekan, tidak keluar colostrum
Abdomen
: terdapat
nyeri tekan pada perut bagian bawah
TFU 3 jari atas simpisis,
UC baik
Ekstremitas
: tidak
oedema, tugor baik
Auskultasi
: normal
Perusi
: reflek patella pada kaki (+)
2.3.2
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx
: Ny.
“……” P…….Ab…… UK
dengan abortus inomplete
Ds : ibu
mengatakan hamil ke ……Uk …….
mengalami perdarahan yang banyak mulai ……….. dan nyeri tekan pada perut bagian
bawah
Do : K/U
: baik s/d lemah
Kesadaran : composmentis
TD : 120/90
mmHg
Nadi : 70 – 90
x/menit
RR : 16 – 20 x
/ menit
Suhu : 36-37,30
C axilla
Pemeriksaan
fisik
Genetalia
: perdarahan
dengan jumlah yang banyak
Abdomen
: terdapat
nyeri tekan pada perut bagian bawah
Pemeriksaan
dalam
VT : partio terbuka 2 jari longgar dan nyeri
goyang
2.3.3
Antisipasi Masalah Potensial
-
Abortus incomplete - Anemi
-
Infeksi jalan lahir - Syok
2.3.4
Identifikasi Kebutuhan Segera
-
2.3.5
Intervensi
Dx
: Ny. “……” P…….Ab…… UK
dengan abortus inomplete
Tujuan
: -
tidak sampai terjadi abortus complit
- kehamilanya dikeluarkan
atau tidak bisa dipertahankan
- tidak terjadi infeksi
Kriteria
hasil :
TTV
: dalam batas normal
TD : 120/90
mmHg
Suhu
: 36-370
C
Nadi
: 70–
90 x / menit
RR : 16
– 20 x / menit
UC
baik
Tidak
ada komplikasi lain
Intervensi
1. Lakukan
pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan
keluarga lebih kooperatif
2. Jelaskan
pada ibu tentang kondisinya saat ini
R/ Kecemasan ibu
dapat berkurang
3. Jelaskan
pada ibu penyebab abortus incomplete
R/ Dengan mengetahui penyebabnya ibu dapat
berhati-hati dalam menjaga kehamilannya
4. Jelaskan
pada ibu bahwa janinnya tidak bisa dipertahankan
R/ Ibu mau mengerti dan tidak mengharapkan
janinnya
5. Berikan
format inform consent
R/ Perlindungan hukum bagian petugas kesehatan
dan kputusan ada ditangan pasien
6. Lakukan
observasi TTV
R/ parameter deteksi adanya kelainan
7. Lakukan
pemasangan infuse RL
R/ mencegah terjadinya perdatahan yang semakin
banyak
8. Lakukan
cek Hb
R/ dengan cek Hb kita dapat mengetahui kadar Hb
ibu
9. Kolaborasi
dengan tim medis
R/ fungsi independent
10. Persiapan
tindakan curettage yaitu puasa 10-12 jam
R/ dengan puasa mencegah terjadinya aspirasi
11. Persiapan
alat-alat curettage
R/ Tindakan curettage dapat berjalan lancar
12. Jelaskan
pada ibu prosedur curettage
R/ ibu lebih kooperatif
Masalah
: kecemasa ibu sehubung dengan kondisi
Tujuan
: kecemasan ibu dapat berkurang dan merasa tenang
Kriteria
hasil : - ibu lebih tenang
- wajah ibu tidak tegang
Intervensi
1. Berikan
pada ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya
R/ Ibu dapat mengungkapkannya dan merasa tenang
2. Ajak
keluarga untuk memberikan dukungan mental
R/ semangat kepercayaan ibu bankit
3. Motivas
ibu agar mau dilakukan curettage
R/ ibu termotivasi untuk bersedia
4. beri
penjelasan pada ibu seandainya kehamilanna gagal, ibu dapat hamil lagi
R/ ibu tidak cemas
2.3.6
Implementasi
Disesuaikan
dengan intervensi diatas
2.3.7
Evaluasi
Menggunakan
metode SOAP
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
DATA
Tanggal
: 5 Februari 2007
Jam
: 12.40 WIB
Tempat
:VK. Bersalin RSUD Sidoarjo
Tgl
MRS : 5 Februari 2007
Oleh
:Alfiana Riska R
a. Data
Subyektif
1. Biodata
Nama
istri : Ny. “M” Nama
Ayah : Tn. “S”
Umur
: 36 tahun Umur
: 42 tahun
Agama
: Islam Agama
: Islam
Pendidikan
: SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan
: Pekerja
Pabrik Pekerjaan : Tukang
Pijat
Alamat
: Monkupang Alamat
: Monkupang
2. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan hamil
yang ke 4 dengan usia kehamilan 3 bulan dan perutnya terasa sakit pada bagian
bawah sejak tanggal 2 Februari 2007 serta mengeluarkan darah yang banyak dari
kemaluannya sejak 5 hari yang lalu
3. Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu mengatakan nyeri
tekan pada perut bagian bawah terasa mual, pusing dan mengeluarkan darah banyak
sejak 5 hari yang lalu sampai sekarang kemudian langsung dibawah ke RSUD
Sidoarjo
4. Riwayat
penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak
pernah menderita penyakit menular menurun dan menahun (DM, hipertensi) dan
tidak pernah mengalami keadaan yang seperti sekarang ini.
5. Riwayat
Keluarga
Ibu mengatakan dalam
keluarganya tidak mempunyai penyakit seperti hipertensi, jantung, TBC, DM,
hepatitis, dan tidak ada yang mempunyai keturunan kembar
6. Riwayat
haid
Menarche
: 14 tahun
Siklus
haid : 28 hari (teratur)
Lama
haid : 6-7 hari
Banyaknya
: 3-4 softek / hari
Dismenorea
: -
Lochea
: rubra
HPHT : 15 November 2006
TP : 22 Agustus 2007
7. Riwayat
Perkawinan
Nikah
: 1 x
Lama
menikah : 14 tahun
Umur
pertama kali nikah : 22 tahun
8. Riwayat
KB
Ibu mengatakan mulai anak I sampai anak II
memakai KB suntik 3 bulan dan ibu merasa cocok. Sedangkan anak yang ke 3
memakai pil KB dan ibu tidak tahu kalau dia hamil
9. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas ini
No
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||
|
Penyulit
|
Jenis Persalinan
|
L/P
|
BBL
|
H/M
|
Umur
|
||
1
|
41 mgg
|
-
|
Pervaginam
|
L
|
3000
|
H
|
13 Th
|
|
2
|
40 mgg
|
-
|
Pervaginam
|
L
|
2500
|
H
|
9 th
|
|
3
|
41 mgg
|
-
|
Pervaginam
|
P
|
2500
|
H
|
20 bln
|
|
4
|
H
|
A
|
M
|
I
|
L
|
I
|
N
|
I
|
10. Pola
kebiasaan sehari-hari
a.
Pola Nutrisi
Sebelum
MRS : tidak
ada gangguan pada pola makan ibu, makan 3x hari lauk pauk, sayur buah dan minum
air putih ±
5 – 6 gelas / hari
Selama
MRS : ibu makan 3x tapi sedikit karena ibu merasa mual, lauk pauk sayur
dan buah serta minum air putih
b. Pola
eliminasi
Sebelum
MRS : BAB
2-3 x / hari BAK : 5 – 6 x / hari
Selama
MRS : BAB 12 x / hari 7-6 x / hari
c.
Pola aktivitas
Sebelum
MRS : ibu
bekerja di pabrik mulai jam 08.00 -
14.30 WIB
Selama
MRS : aktivitas ibu tidak banyak ibu hanya berbaring / tidur di rumah
sakit
d. Pola
Istirahat
Sebelum
MRS : ibu
tidur siang 1 jam tidur malam 6-7 jam
Selama
MRS : ibu lebih banyuak tidur (tidur siang ± 2 jam)
e.
Pola kebersihan
Sebelum
MRS : mandi
2 x sehari, sikat gigi karmas, 2 x sehari
dan ganti ceana dalam setiap sehabis mandi
Selama
MRS : ibu diska 2 x / hari, pagi dan sore sikat gigi dan ganti pembalut
setiap kali merasa penuh
f.
Pola kebiasaan
Ibu mengatakan tidak
pernah minum-minum berakohol minum jamu dan tidak pernah merokok
11. Keadaan
psikososial
-
Psikologi
Ibu merasa cemas
dengan keadaannya saat ini
-
Sosial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarganya
sangat baik dan harmonis
12. Keadaan
spiritual
Ibu menganut agama Islam dan rutin
menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim
b. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
K/U
: cukup
Kesadaran
: composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi
: 84 x/menit (teratur)
RR : 20 x / menit (teratur)
Suhu
: 37,20 C (axilla)
2. Pemeriksaan
fisik
a.
Inspeksi
Kepala : rambut
bersih, lurus tidak rontok, tidak ada kelainan
Muka : Pucat, ekspresi muka ibu nampak cemas
Mata
: simetris, konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
Hidung
: bersih,
tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip
Mulut
: bersih, bibir tidak kering, tidak pucat, tidak ada stomatitis
Leher
: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
Dada
: simetris, tidak ada retraksi dinding dada, putting susu menonjol, hiperpigmentasi
areola mamae
Abdomen
: tidak
ada bekas operasi, terdapat strie gravidarum
Genetalia
: tidak
ada oedema, tidak ada varises, terdapat bercak darah bersih
Ekstremitas
: tidak oedema, tidak varises
b. Palpasi
Leher
: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
Dada
: tidak ada nyeri tekan, tidak keluar colostrum
Abdomen
: terdapat
nyeri tekan pada perut bagian bawah
TFU 3 jari atas simpisis
Ekstremitas
: tidak
oedema, tugor kulit baik
c.
Auskultasi
Dada
: tidak ada ronchi dan tidak ada wheezing
Perut
: bising usus (+)
d. Perkusi
Perut
: tidak ada kembung
Ekstremitas
: reflek
patella bagus
e.
Pemeriksaan Dalam
Vulva-vagina
: fluxus (+), flour (+)
Partio
: terbuka 2 jari longgar dan
nyeri goyang
3.2 IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx
: GIV
P3003 Abooo UK
11-12 minggu dengan abortus incomplete
Ds : ibu
mengatakan hamil ke 4 dengan usia kehamilan 3 bulan mengalami perdarahan yang
banyak mulai 5 hari dan nyeri tekan pada perut bagian bawah
Do : TTV
TD : 110/70
mmHg
Nadi : 84 x / menit
(teratur)
RR : 20 x /
menit (teratur)
Suhu : 37,20 C
(axilla)
Pemeriksaan
fisik
Inpeksi
:
Genetalia
: tampak
adanya darah yang banyak dan ibu nampak cemas
Palpasi
Abdomen
: terdapat
nyeri tekan pada perut bagian bawah TFU 3 jari atas simpisis
Pemeriksaan
dalam partio terbuka 2 jari longgar dan nyeri goyang
Masalah
: kecemasan pada ibu sehubungan dengan kondisinya
Ds : Ibu
mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini
Do : terdapat
nyeri tekan pada perut bagian bawah
3.3 ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
-
Potensial Abortus incomplete - Potensial
Anemi
-
Potensial Infeksi jalan lahir - Potensial
Syok
3.4 IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA
-
3.5 INTERVENSI
Dx
: GIV P3003 Abooo UK 11-12 minggu dengan abortus
incomplete
Tujuan
: -
tidak terjadi abortus complet
- mencegah terjadinya perdarahan
yang semakin banyak
- agar tidak terjadi komplikasi
lain
Kriteria
hasil :
-
Hasil konsepsi dapat dikeluar seluruhnya
-
Ibu tidak semakin cemas dengan kondisinya
-
Ibu tidak sampai anemia dan sampai terjadi syok
-
TTV dalam batas normal:
-
Suhu : 36°C
(axilla)
-
TD :
120/90 mmHg
-
Nadi
: 88x/menit (teratur)
-
RR
: 20x/menit (teratur)
Intervensi
1. Lakukan
pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih
kooperatif dalam melakukan tindakan
2. Jelaskan
pada ibu tentang kondisinya saat ini dan
tindakan yang akan dilakukan
R/ Kecemasan ibu berkurang
3. Jelaskan
pada ibu penyebab abortus incomplete
R/ Dengan mengetahui penyebabnya ibu dapat berhati-hati dalam menjaga
kehamilannya
4. Jelaskan
pada ibu bahwa janinnya tidak bisa dipertahankan
R/ Ibu mengerti dengan keadaan janinnya dan tidak mengharapkan
janinnya
5. Berikan
format inform consent untuk persiapan curitage
R/ Perlindungan hukum bagian petugas kesehatan dan kputusan ada
ditangan pasien
6. Lakukan
observasi TTV dan keadaan umum
R/ sebagai parameter deteksi adanya kelainan
7. Lakukan
pemasangan infuse RL
R/ Dengan pemasangan infus diharapkan perdarahan
segera berhenti
8. Lakukan
cek Hb
R/ Dengan cek Hb kita dapat mengetahui kadar Hb
ibu berkurang / tidak
9. Kolaborasi
dengan tim medis
R/ Fungsi independent
10. Persiapan
tindakan curettage yaitu puasa 10-12 jam
R/ Dengan puasa untuk mencegah terjadinya
aspirasi
11. Persiapan
alat-alat curettage
R/ Tindakan curettage dapat lebih mudah
12. Jelaskan
pada ibu prosedur curettage
R/ Klien mengerti prosedur yang akan dilakukan
terhadap ibu dan lebih kooperatif
Masalah
: Kecemasan ibu sehubungan dengan
kondisinya
Tujuan
: Kecemasan ibu dapat berkurang
dan merasa tenang
Kriteria
hasil : - ibu merasa tenang
- wajah ibu tidak tegang
Intervensi
1. Berikan
pada ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya
R/ Ibu dapat mengungkapkannya yang di pendam dan ibu merasa tenang
2. Ajak
keluarga untuk memberikan dukungan mental
R/ Rasa percaya diri ibu tumbuh sehingga lebih kooperatif dalam
tindakannya
3. Motivas
ibu agar mau dilakukan curettage
R/ ibu termotivasi untuk bersedia dilakukan curitage
4. Beri
penjelasan pada ibu seandainya kehamilannya gagal, ibu dapat hamil lagi
R/ Rasa cemas ibu menjadi
berkurang dan memberikan harapan pada ibu bahwa ibu dapat hamil lagi
3.6 IMPLEMENTASI
Dx
: GIV
P3003 Abooo UK
11-12 minggu dengan abortus incomplete
Jam
12.40 1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan melakukan pengkajian dan
menjelaskan bahwa kehamilannya tidak dapat dipertahankan sehingga harus
dikeluarkan
Jam
12.45 2. Menjelaskan pada ibu penyebab dari keluarnya darah dan kemaluannya
disebabkan karena ada sisa jaringan dalam keadaannya
Jam
12.50 3. Menjelaskan pada ibu bahwa janinnya tidak dapat dipertahankan.
Karena telah sebagian ada sisa jaringan didalam kandungan
Jam
12.55 4. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab keguguran yaitu karena
kondisi rahim yang tidak optimal yang berhubungan dengan persiapan rahim dalam
menghadap proses penempelan dan penyediaan makanan janin sehingga nutrisi yang
dibutukan oleh janin berkurang trauma fisik dan jiwa, misal ibu terlalu capek
dan stress atau pada saat bersenggama mencapai orgasme sehingga dinding rahim
berkontraksi
Jam
13.00 5. memberikan format consent pada keluarganya sebagai bukti
persetujuan atas tindakan curettage yang akan dilakukan
Jam
13.05 6. Melakukan observasi TTV
KU : cukup
Kesadaran : 110/70
mmHg
Nadi : 84
x / menit (teratur)
Suhu : 37,20
C (Axilla)
RR : 21 x / menit (teratur)
Jam
13.10 7. Melakukan pemasangan infuse RL dengan 40 tetes dalam 2 jam pertama
untuk mencegah terjadinya pendarahan yang hebat
Jam
13.15 8. Melakukan cek Hb dengan menggunakan Sahli hasilnya= 8 gr %
Jam
13.20 9. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan curettage. Curettage
dilakukan jam 15.00
Jam
13.25 10 Menganjurkan ibu untuk tidak makan dan minum sampai tindakan
curettage
Jam
13.30 11 Mempersiapkan alat-alat untuk curettage yaitu :
-
1 cuncim tanpon - 1 penata kavum uteri
-
1 tenakolum - 2 spekulum sim’s atau L
-
2 klem ovum - 1 kateter kuret
-
set sendok kuret - perlak
-
betadine - handscone 2 pasang
-
deppres - injeksi piton 2 ampul
Jam
13.35 12 Menjelaskan pada ibu tentang prosedur curettage
-
Mengeluarkan sisa jaringan yang tertinggal dalam
rahim sehingga tidak terjadi perdarahan
-
Membersihkan lapisan dalam rahim sisa jaringan
yang tinggal
-
Membantu menegakkan diagnosa
3.7 EVALUASI
Tanggal
: 6 Februari 2007 jam : 07.30 WIB
Dx
: GIV
P3003 Abooo UK
11-12 minggu dengan abortus incomplete
S : -
Ibu merasa tenang dengan keadaannya setelah diberikan penjelasan
- ibu
mengatakan sudah dilakukan curettage
O : Keadaan
umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x / menit (teratur)
Suhu : 36,90 C (Axilla)
RR :
21 x / menit (teratur)
Telah
dilakukan curettage tanggal 5 Februari 2007 jam 19.00 oleh dr. Santi
A : GIV
P3003 Aboo post kuret hari I (abortus incomplete)
P : Lanjutkan Intervensi:
- Melakukan observasi TTV dan
keadaan umum
- Lanjutkan pemberian terapi obat
- Observasi perdarahan
- Observasi kesadaran ibu
- Personal hygiene
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisis dari
penulis mengenai kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus. Dimana
setelah dianalisis ada kasus Ny. “M” GIV P3003 dengan
abortus incomplete, penulis tidak menemukan kesenjangan-kesenjangan tersebut.
Dalam kasus ini hampir semua memiliki kesamaan dengan teori. Dari keluhan
sampai dengan penatalaksanaannya.Penanganannyapun dalam teori maupun dalam
kasus harus segera dilakukan curetage,karena tindakan tersebut merupakan tindakan
yang paling tepat untuk masalah kasus abortus.
BAB
V
PENUTUP
Kesimpulan
a. Berdasarkan
pengkajian didapatkan bahwa Ny. “M” GIV P3003 Ab100
dengan abortus incomplete telah dilakukan curettage
b. Masalah
yang muncul yaitu cemas yang sehubungan dengan masalah kehamilannya yang
menyebabkan kegelisahan dan ketidaktenagaan
c. Untuk
mengatasi masalah kehamilan dengan komplikasi abortus incomplete ini hanya
memerlukan pengobatan dan pengawasan yang intensif
Saran
Hendaknya dalam asuhan
kebidanan pada ibu pada abortus incomplete dikumpulkan data yang lengkap dan
valid agar kita sebagai parameter dapat memberikan asuhan yang optimal baik
pada intervensi maupun implementasi terlebih dalam melakukan / mengidentifikasi
/ mendiagnosa / masalah sehigga kita dapat memahami kebutuhan segera dan mendapat
penanganan yang secepatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar